Rabu, 30 Agustus 2017

Sewindu Merindu

Kamu memulai dengan luar biasa, hingga aku berharap kisah kita tak punya akhir. Saat itu juga rasaku menetap di kamu, meski bibirku kelu untuk mengucap dan mataku tak kuasa tuk melihatmu. Perpisahan yang ku ciptakan, ternyata menjadi kisah yang tak pernah bisa untuk ku lupakan. Penyesalan itu semakin dalam dan terus menghampiriku, semakin hari ku rasakan semakin takut ku kehilangan. Hanya keyakinan dalam diriku yang mmenguatkan semua ini. Ku rasa tindakan seperti ini tak seorangpun mau menunggu selama ini. Aku bodoh, Aku Gila .. yaa kata-kata itu yang harus siap ku terima ketika ada seseorang yang berkata seperti ini. Namun yang orang bilang aku bodoh aku gila, sebenarnya bukan itu yang ku rasakan sekarang. Aku masih waras aku masih memiliki akal hingga ku percaya apa arti ketulusan hati seseorang. Kalau aku tak waras tak mungkin aku menunggu selama ini.
            Ku rasa aku adalah sosok wanita yang bodoh, yang mau menunggu seseorang yang jelas-jelas sudah memiliki sosok yang membuatnya sangat bahagia hingga sekarang ini. Aku tak mengagumimu diam-diam, namun aku hanya berteriak dalam  tulisan. Tak banyak nyaliku untuk ungkapkan segala rasaku, beberapa tahun yang telah menyakinkanku, kini telah hancur hanya karena sosok baru di hidupmu. Kesalahanku yang meninggalkanmu dengan kebodohanku. Sudah ku coba berbagai cara agar  kita tetap bersama, yang tersisa dari kisah ini hanya ku takut kau hilang. Perdebatan hati yang menemaniku beberapaa tahun ini, membuahkan hasil yang tak ku inginkan.  Saat ini, kehilangan kamu adalah berita buruk yang tidak ingin ku dengar. Aku hanya ingin terus menemukanmu dalam ingatan dan hatiku, agar kau mengerti hanya ada namamu yang berdebar di hati. Meski berkali-kali ku coba lupakanmu, ternyata tidak ada seorangpun yang bisa masuk dalam ruang hatiku.
            Wajahmu semakin menyenangkan di pandang walaupun dalam kemasan yang berbeda, yaitu dimana hatimu tlah dimiliki dia. Dalam kenangan bisa ku deskripsikan dengan jelas debaran jantungku yang kerap memanggil irih namamu. Aku memang tak bisa memilikimu, namun namamu tak pernah sekalipun absen di dalam doaku. Aku memberi harapan penuh pada kehadiranmu. Kamu memberikan kenyamanan yang tidak mamou diberikan oleh siapapun. Aku tidak mengerti, mengapa dalam diriimu ada sesuatu yang membuatku selalu butuh kehadiranmu. Aku pun tidak mengerti, mengapa kehadiranmu sungguh membuatku secandu ini. Salahkah jika aku selalu jatuh cinta berulangkali pada pertemuan kita biru putih lalu, ketika kau hadir mengajarkanku apa arti ketulusan hingga saat ini. Ada ketenangan yang berbeda, setiap kali aku berada disisimu. Lenganmu adalah pemandian aair panas yang menghangatkakn resahku. Bibirmu adalah perjalanan panjang yang selalu memuat aku tidak ingin berhenti hanya dalam satu kesempatan saja. Matamu adalah sungai mengalir, yang dalam, yang tenang, yang mengajakku untuk bersama tenggelam.
              Jika dengan air mata, aku bisa membawamu kembali, maka tetaplah dalam pelukan hingga aku tidak merasa kesepian. Sadarkah kamu bahwa senyummu selalu berhasil membawaku terbang begitu jauh dalam angan. Aku tidak pernah sabar menunggu waktu pertemuan kita lagi. Aku selalu ingin menunggu sampai Tuhan berbaik hati menyatukan kita lagi. Dalam setiap suara hati, hanya namamu yang dengan lantang aku amini.
               Ku rasakan setiap kali ku melihat kau bersamanya semakin sakit hatiku, hingga pada akhirnya ku putuskan mematahkan hatiku sepatah-patahnya dan ku hancurkan hatiku sehancur-hancurnya. Ku pilih seseorang tuk menggantikanmu di posisiku, namun tak lagi bisa ku rasakan sebuah rasa yang sama seperti kurasakan cinta singkat darimu. Berbagai cara ku lakukan untuk membuat rasaku menjadi nyata terhadap sosok seorang yang baru, namun nyatanya aku tetap tak bisa. Aku hanya memiliki satu keyakian atas setiap doaku, satukan aku lagi jika memang dialah jodohku. Entah kenapa tak lama setelah kata konyol itu muncul, ku temukan notif yang dulu pernah ku abaikan karena aku takut bayang-bayangku, kini notif yang ku harap kembali lagi datang menghampiriku. Ketika itu pula aku beranikan diri tuk membalas pesan darimu yang sangat sepele, karena aku tak ingin lagi tuk sia-siakan waktu. Meski kini ku telah bersama sosok yang menemaniku ketika aku terjatuh karenamu, namun percayalah kau tetap aman dalam jiwaku. Sampai kita bertemu nanti, tetap akan ada rindu yang tersisa disini. Selalu begitu. Sampai pertemuan berikutnya. Sampai Tuhan datang ke bumi untuk kali kedua.
                  Percakapan demi percakapan telah berlalu hingga akhirnya harus ku beranikan diri tuk berkata apa yang sesjujuranya kurasakan. Terlihat bodoh? Telihat Gila? Iya .. semua ku rasakan saat itu, namun aku lebih berfikir, aku akan menjadi lebih bodoh jika terus-terusan ku pendam rasa ini. Akupun tak tau, apakah esok aku masih bernafas dan kematianku penuh penyesalan. Aku tak mau semua itu ternjadi. Dan setelah ku dapatkan jawaban darinya yang memiliki rasa yang sama, seketika semangatku kembali lagi, jawaban atas doa-doaku ternyata di tampung semesta tuk diwujudkan oleh Tuhan. Kini ku semakin mengerti, apa itu cinta, apa rindu dan tentunya apa itu ketulusan.
                Dan doa yang Tuhan wujudkan untukku ketika sekian lama ku menunggu ternyata penantian itu ada, hanya saja aku telah bersama orang yang tak ku cinta. Aku tak yakin kau bakal terima kehadiranku ketika kamu mengerti apa dosaku, namun ternyata kau berkata yang tak sempat ku bayangkan sebelumnya. Aku menghela naps sambil beerkata dalam hati "Plis, kayak gini terus aja, aku nggak mau kehilangan kamu. sumpah". Nggak banyak pria yang bisa nenangin aku secerdas kamu nenangin aku. Sebuah harapan terukir lagi dari sana, namun aku sadar bahwa aku terlalu egois bila aku inginkan dia sedangkan ragaku tlah dimiliki orang lain. Hatiku sempat hancur ketika ku terima pernyataan darinya, namun semua akan ku turuti apa maunya dan aku akan kembali lagi pada sebuah masa dimana aku harus serahkan semuanya ke Tuhan dan ku kokohlan kembali keyakinanku dulu yang pernah ku lakukan.Jika memang sudah jodoh, sejauh apapun jarakya, tetap akan didekatkan. Sebanyak apapun halangannya, tetap akan di mudahkan. Tuhan, Ku titipkan hatiku padamu, agar ku bisa jaga ragaku untuknya dan hatiku yang siap disinggahi olehnya. Entah kapan itu ...Jika memang jodoh, pertemukan kami lagi dalam perasaan yang sama dan keadaan yang sudah tak ada lagi halangannya.
              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar